Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengajak kelompok Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) seluruh Indonesia untuk ikut terlibat dalam mengembangkan segala program dan kegiatan di desa-desa. Hal itu dilakukan demi mewujudkan desa maju dan mandiri yang mampu menyejahterakan warganya.

"Saya berharap seluruh anggota Maporina Pusat, Korwil Provinsi dan Kabupaten yang bertekad untuk mengembangkan pertanian organik menuju pedesaan yang maju dan mandiri dapat terwujud. Mari kita manfaatkan semaksimal mungkin potensi-potensi yang ada di pedesaan untuk masyarakat yang lebih sejahtera," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi, M. Nurdin, saat memberikan arahan dalam kegiatan Rapat Kerja Nasional I (Rakernas I) di Balai Makarti Muktitama, Kalibata, Jakarta, Kamis (9/2).

Menurutnya, pemerintah pusat melalui APBN telah mengalokasikan anggaran dana desa pada 2017 sebesar Rp 60 triliun. Anggaran sebesar itu, lanjut Nurdin, diprioritaskan pada empat program utama, yakni produk unggulan desa dengan konsep satu desa satu produk, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang keuntungannya masuk ke pendapatan desa, embung yang bisa meningkatkan produksi pertanian, dan sarana olahraga di setiap desa.

"Jadi dana desa itu fokus untuk empat hal tersebut. Mudah-mudahan, Maporina bisa mengeksplor kegiatan-kegiatan yang ada di desa-desa," katanya.

Lebih lanjut, Nurdin juga mengajak kepada kelompok Maporina untuk memanfaatkan lahan-lahan di Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat di lingkungan Kemendes PDTT. Balai yang tersebar di tujuh wilayah tersebut diharapkan dapat menciptakan sebuah inovasi baru yang diinisiasi oleh Maporina.

"Kita bisa manfaatkan dengan kerjasama. Kita lakukan sinergisitas, Mudah-mudahan ada teknologi yang bisa dikembangkan dari Maporina," katanya.